Setiap manusia dalam menjalani kehidupan yang singkat ini, seharusnya kita berusaha meningkatkan pengabdian kepada allah dalam bentuk kesholehan ritual maupun sosial. Islam telah mensyariatkan beberapa bentuk ritual, ada ibadah yang bersifat mingguan seperti sholat lima waktu, bersifat bulanan misal puasa, dan tahunan seperti idul fitri atau idul Adha. Serta yang wajib sekali seumur hidup seperti haji bagi yang mapu. Selain itu masih banyak bentuk ibadah lain yang tidak terikat oleh waktu seperti dzikir, sedekah, membaca Al-qur’an, mencari ilmu, beramal sholeh yang bersifat sosial keagamaan.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah (menyembah)Ku.” (QS.Az-Zakariat:5)
Logikanya, jika tidak mau beribadah, maka mereka bukan jin atau manusia, tapi syaitan atau binatang. Ibadah adalah mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah.
Tiap perbuatan yang dilakukan manusia untuk keperluan hidupnya dan dan kepentingan keluarganya dapat bernilai ibadah.
Para pegawai, karyawan, guru, petani, pedagang, pelajar, pejabat dapat menjadikan pekerjaan dan aktifitasnya sebagai ibadah selama mau berpegang teguh kententuan syariat, yaitu
Semua pekerjaan harus disertai niat yang suci karena Allah dan segala aktifitas tanpa diawali dengan menyebut Asma Allah maka hilang keberkahannya.
Setiap aktifitasnya yang dilakukan tidak melanggar norma, tidak berlaku dzolim, tidak disertai dusta dan tidak merampas hak orang lain.
Setiap pekerjaan hendaknya dilakukan dengan baik, sungguh-sungguh dan sportif. “ sesungguhnya Allah menyukai seseorang di antara kamu ketika mengerjakan suatu perkara dilakukan dengan tekun dan teliti.
Pekerjaan yang dilakukan yang dilarang agama seperti togel, prostitusi, riba, nyontek, suap, meninggalkan tugas (bolos) dan sebagainya.
Semua aktifitas yang dilakukan jangan sampai melalaikan akan mengingat Allah. Seperti melalaikan sholat dan sebagainya. “wahai orang-orang yang beriman janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian, maka mereka termasuk golongan oarang yang merugi” (QA. AL-Munafikun:9)
Namun perlu kita sadari bahwa segala bentuk ibadah yang kita lakukan bukan untuk kepentingan kita sendiri. Sekalipun seluruh manusia dan jin itu berpaling kepada Allah, tenggelam kepada kedurhakaan dan kemaksiatan, Allah tidak rugi sedikit pun dan tidak mengurangi kekuasaan-Nya. Demikian juga, seandainya seluruh makhluk tunduk dan taat kepada Allah, tidak akan menambah kebesaran Allah. Sebab Allah tidak membutuhkan hamba-nya, tapi hambanya lah yang membutuhkan kemurahan dari Allah. Dari semua perbuatan yang dilakukan manusia baik yang ma’ruf maupun yang mungkar akan kembali dan diperhitungakan untuk manusia itu sendiri. “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar Zarrah pun niscaya dia akan melihat balasannya, dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat Zarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula” (QS. Al-Zalalah: 7-8)
Oleh karena itu jalani hidup ini dengan melaksanakan tugas yang diridhoi oleh Allah dan hindari aktifitas yang dimurkai Allah.
Sumber: Majalah Fokus edisi VIII
Minggu, 04 April 2010
Hakekat Ibadah
Diposting oleh Maya Damayanti di 20.06
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar