ALASAN mendasar mengapa banyak orang tidak terampil memaafkan dan merasakan penyesalan mendalam adalah karena pola asuh orangtua. Orangtua seharusnya menjadi model peranan bagi kedua sikap tersebut kepada anak-anaknya.
Sebagai manusia yang besar di lingkungan sosial, kita harus melatih diri untuk mengucapkan kata "maaf" saat menyakiti perasaan seseorang. Sama halnya seperti kita pun harus melatih diri untuk bisa memaafkan kesalahan orang lain saat kita terluka.
Melupakan kesalahan di masa lampau dan tidak menyimpan dendam tentu bukan perkara mudah. Tak jarang di setiap jengkal kehidupan yang sedang kita tapaki, bayangan masa lalu terus menghantui. Bagaimana cara kita mampu memaafkan kesalahan orang lain? Coba simak tulisan berikut, seperti dilansir Health24.
Jangan menyimpan dendam
Seni memaafkan yang sebenarnya berarti Anda tidak menyimpan kesalahan untuk diungkit-ungkit dan
dijadikan alasan perselisihan di kemudian hari.
Di lubuk hati terdalam, Anda menyimpan kemarahan dengan pernyataan, seperti "Dia selalu egois" atau "Dia tidak pernah mau mengalah", atau "Saya tidak akan lupa bagaimana terakhir kali dia membuat saya malu di depan teman-teman."
Pernyataan-pernyataan tersebut memiliki efek kesakitan. Mereka menerjunkan Anda pada kolam kebencian dan kemarahan masa lalu, disertai dengan perasaan tidak berdaya karena "kalah" dalam perselisihan.
Menyimpannya hanya akan membuat Anda mengingat kembali insiden yang membuat hati Anda luka. Hal tersebut hanya akan menambah tumpukan kesakitan.
Melupakannya akan membuat Anda dewasa
Semakin sulit melupakan rasa sakit masa lalu, semakin sedikit Anda mampu menyadari berbagai hal positif masa kini. Sama seperti semakin sibuk Anda memikirkan nilai, maka semakin sedikit Anda mampu bermain, dan memenangkan permainan.
Semakin Anda membiarkan diri hanyut dalam segala kesalahan, semakin Anda menyalahkan diri sendiri dan terus berkubang dalam suasana hati yang buruk dan melewatkan segala kesempatan untuk mendapatkan perasaan yang lebih baik.
Semakin sedikit energi yang Anda habiskan untuk menilik kembali rasa sakit di masa lalu, semakin Anda sanggup mengkreasikan berbagai hal positif di masa kini dan masa lalu.
Tentu sulit untuk bisa menerimanya. Camkan bahwa melupakan luka masa lalu bukan berarti Anda pasrah begitu saja pada keadaan. Luka tersebut mampu mewarnai dan membentuk pribadi Anda pada masa kini dan masa depan sehingga lebih dewasa.
Menunggu orang yang menyakiti Anda untuk menebus dosa tentu pekerjaan sia-sia. Buang segala rasa dendam bukanlah memberi mereka (orang yang telah menyakit Anda) "papan tulis" yang bersih, tapi itu justru untuk Anda mengisi hari-hari ke depan dengan awal yang baru
sumber : Forum bebas
Rabu, 09 Juni 2010
seni memaafkan
Diposting oleh Maya Damayanti di 04.55
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar